MANADO, CARIKABAR.ID - Langkah Strategis Pemerintah Kota Manado untuk memperkuat elektronifikasi transaksi pemerintah daerah serta optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Hal ini terlihat dari agenda Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Manado, menggelar High Level Meeting dan Capacity Building TP2DD Kota Manado 2025 dan turut dirangkaikan dengan penandatanganan MoU dan PKS antara Pemkot Manado dan Bank BRI Cabang Manado.
Forum yang dihadiri seluruh camat, lurah, jajaran perangkat daerah pengelola retribusi, serta mitra perbankan ini menegaskan komitmen Manado mempertahankan predikat sebagai kota paling digital di wilayah Sulawesi, sekaligus menjadi salah satu yang paling konsisten melaksanakan high level meeting TP2DD di Indonesia.
Kepala Bapenda Manado, Jefri Mongdong, dalam laporannya menegaskan bahwa meeting ini bukan sekadar rutinitas, melainkan salah satu variabel evaluasi kinerja TP2DD nasional.
“Per hari ini realisasi pajak dan retribusi yang dikelola Bapenda telah mencapai 91 persen, atau Rp 431 miliar dari target Rp 472 miliar. Kami yakini target PAD tahun ini akan tercapai,” ujar Mongdong.
Ia menekankan pentingnya integrasi pembayaran digital, khususnya Retribusi Kebersihan dan PBB, yang sedang diperluas dari Kecamatan Malalayang hingga seluruh kecamatan.
Digitalisasi dianggap krusial untuk menghasilkan data akurat, menutup potensi kebocoran, serta memperluas cakupan penagihan.
Pemimpin Cabang BRI Manado, Wayan Agus Parta Sumarta, menyatakan kesiapan BRI mendukung penuh program elektronifikasi Pemkot Manado.
Ia memaparkan bahwa layanan BRI–mulai dari aplikasi BRImo hingga uang elektronik BRIZZI dan jaringan BRILink–akan dioptimalkan untuk memudahkan pembayaran pajak dan retribusi daerah.
“Kami berharap kerja sama ini memperkuat sinergi dan memperluas akses pembayaran digital bagi masyarakat Manado,” kata Wayan.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulut, Dharman TB Hutabarat, memuji konsistensi Pemkot Manado yang rutin melaksanakan HLM TP2DD.
“Manado tahun ini kembali masuk Top 3 TP2DD terbaik se-Indonesia. Ini capaian yang luar biasa,” ujarnya.
Hutabarat juga memaparkan evaluasi kinerja semesteran, sembari mengingatkan agar roadmap elektronifikasi terus diperbarui agar selaras dengan tren penerimaan daerah.
Ia bahkan mendorong inovasi kompetisi bagi camat, lurah, hingga BRILink untuk meningkatkan realisasi pajak dan retribusi.
Mewakili Wali Kota, Sekretaris Daerah Kota Manado menegaskan bahwa kinerja PAD tahun ini menjadi salah satu yang terbaik dalam sejarah Manado.
“PAD kita tahun ini sudah 91 persen. Jika tren ini bertahan, target Rp 472 miliar akan tercapai. Tahun depan PAD diproyeksikan berkontribusi 32 persen dari APBD Kota Manado,” katanya.
Sekda juga menyoroti digitalisasi retribusi persampahan yang selama ini distribusinya tidak merata. Sistem digital diharapkan dapat memantau efektivitas penagihan hingga tingkat kelurahan.
Di sisi lain, tantangan pemotongan Transfer ke Daerah (TKD) membuat Pemkot harus memperkuat kemandirian fiskal melalui PAD.
Kegiatan yang digelar di Hotel Grand Puri Manado, Selasa (25/11/2025) ini, turut menghadirkan narasumber:
Riris Prasetyo, S.T., M.Kom – Subdirektorat Pendapatan Daerah Wilayah IV, Kemendagri, Rizqi Haedzar Pradana – Deputi Bidang BUMN, Pariwisata & Telekomunikasi, Kemenko Perekonomian
Para narasumber menegaskan bahwa roadmap elektronifikasi wajib selaras dengan kemampuan daerah serta harus terus diperbarui mengikuti dinamika penerimaan.
Di akhir sambutannya, Sekda Manado secara resmi membuka kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini diharapkan memperkuat kinerja TP2DD dan mendukung visi Wali Kota dan Wakil Wali Kota: Manado Maju dan Sejahtera.” terang Sekot Dandel.
High Level Meeting dan Capacity Building TP2DD 2025 pun menjadi penanda komitmen Pemkot Manado, Bapenda, dan seluruh pemangku kepentingan untuk terus memperkuat digitalisasi layanan publik, memperluas penerimaan daerah, serta memperkuat fondasi fiskal kota.
*Middle*